18 May 2011

Cerita Bermakna: Siklus Rezeki



Hiduplah dua orang bersahabat, Dona dan Doni. Mereka bersahabat sejak kecil. Dona adalah anak orang kaya. Segala kebutuhannya terpenuhi. Namun, selama hidupnya Dona tidak pernah merasakan kepuasan. Dia selalu ingin ini, ingin itu. Berbeda dengan Doni, Doni bukan anak orang kaya, keluarganya bisa dibilang kelas menengah ke atas namun kehidupan keluarganya sangat sederhana. Bahkan dari kesederhanaannya itulah orang-orang mengira keluarga Doni adalah orang miskin. Dalam kesederhanaan itu keluarga Doni selalu terlihat harmonis dan kehidupannya bahagia sekali.

Suatu ketika Dona dan Doni sedang duduk di sebuah taman. Seperti biasa Dona bercerita tentang keinginan-keinginannya dan selalu mengeluh terhadap apa yang sudah dia punya sekarang. Namun, Doni hanya menanggapinya dengan senyuman. “Kok kamu cuman senyum-senyum, kasih saran dong!” Kata Dona.

“Seharusnya kamu bersyukur atas apa yang udah kamu miliki sekarang. Kayaknya itu udah lebih dari cukup deh, kamu punya handphone terbaru, laptop terbaru, mobil bagus, segala fasilitasmu lengkap. Apa lagi coba?” kata Doni.

“Aku butuh saran kamu! Bukan ceramah dari kamu don!” Kata Dona kesal dan kemudian meninggalkan Doni sendirian di taman.

Ke esokan harinya di sekolah.
Pada saat jam istirahat Doni tidak keluar makan, dia tinggal di kelas dan sibuk membaca buku. Tiba-tiba Dona datang, “Don, aku minta maaf ya soal yang kemarin. Kamu nggak makan Don? Kenapa?” tanya Dona.

“Oh... iya nggakpapa kok. Ah? Tadi pagi uang jajanku aku sumbangin ke pengemis di depan sekolah.” Jawab Doni dengan nada kalem.

“Untuk apa kamu kasih mereka? Mendingan kamu pake uang jajan kamu untuk makan, kan kamu jadi gak kelaperan nanti.” Balas Dona.

“Kasihan mereka, mereka lebih membutuhkan uang itu daripada aku. Lagi pula tadi pagi aku udah sarapan kok.” Jawab Doni.

“Ah... Aneh kamu!” Grutu Dona.

Gak lama setelah Doni tiba di rumah, dia mendapatkan kabar bahwa mobilnya Dona hilang. Doni langsung beranjak pergi menuju rumah Dona.

Di rumahnya Dona sedang menangis sejadi-jadinya. Kemudian Doni mendekati Dona untuk menenagkan hatinya. “Don... sabar ya. Polisi pasti bantu cariin mobil kamu kok.” Kata Doni untuk menenagkan hati Dona.

“Tapi kalo gak ketemu gimana? Aku ke sekolah naik apa? Malu dong kalau naik angkutan umum!” Kata Dona sambil menangis.

“Ya udah deh, ayo kita sholat dulu biar hati kamu tenang. Siapa tau setelah sholat kamu dapet petunjuk dari Allah SWT.” Kata Doni.

Mereka berduapun sholat secara berjamaah.
Setelah sholat Doni bercerita sesuatu kepada Dona. “Don, beberapa hari yang lalu waktu kamu ninggalin aku sendirian di taman, aku ketemu kakek-kakek gitu,” Doni menatap mata Dona, “Kakek-kakek itu bilang kalau misalnya kita kehilangan sesuatu itu tandanya kita terlalu pelit untuk mengeluarkan sesuatu. Ngerti gak maksudku?” Tanya Doni.

“Nggak. Nggak ngerti aku.” Jawab Dona.

“Jadi gini lho,” Doni menghela nafas, “Contohnya kayak kamu sekarang ini, mobil kamu hilang mungkin karena kamu jarang bersedekah. Kamu pernah gak ngerasain jadi orang yang gak punya apa-apa? Mau makan susah, mau beli ini itu gak bisa. Mereka itu juga manusia pasti punya suatu keinginan yang menuntut untuk segera dipenuhi, namun karena mereka gak punya uang makannya mereka cari jalan lain. Ya dengan mencuri, merampok, dll. Dan biasanya sasaran mereka itu orang-orang yang susah bersedekah atau mengeluarkan hartanya untuk menolong orang lain. Itu hukum alam loh...” belum selesai berbicara Dona memotong,

“Ah... sok tau kamu Don!” Kata Dona.

“Eh... kok sok tau, coba bayangin dan dilogikakan. Kalau semua orang berkecukupan di dunia ini mau bersedekah tentunya gak akan ada orang yang kelaparan lagi. Gak ada orang yang mencuri karena mereka merasa kebutuhannya sudah terpenuhi. Bayangin aja seandainya semua orang kaya menyumbangkan se per sepuluh dari hartanya untuk orang tidak mampu tentu gak akan ada lagi orang miskin di dunia ini. Namun, Allah SWT sudah mengatur semuanya. Ada yang miskin dan ada yang kaya,” Doni menengguk segelas air, kemudian melanjutkan kata-katanya, “ Marilah kita jadi orang yang berkecukupan saja, gak perlu jadi orang kaya. Kaya itu bisa habis, tapi sedangkan kecukupan selalu ada pada saat yang tepat. Kamu mau beli ini-itu, cukup uangmu.”

“Mmm... bener juga kata kamu Don. Makasih ya Don kamu udah kasih tau aku banyak hal. Ini berarti banget buat aku. Mulai sekarang aku akan merubah hidupku menjadi orang yang berkecukupan saja. Dan mensyukuri dengan apa yang aku punya.” Kata Dona kemudian tersenyum kepada Doni.

Esok harinya Doni mendapat kabar gembira. Ayahnya naik jabatan di kantornya, dengan demikian Doni akan dibelikan motor baru oleh ayahnya tersebut.

 Kesimpulannya:

Dalam sebuah kehidupan ini garis rezeki sudah ditentukan oleh Allah. Namun, kita sebagai umat manusia diberi kesempatan oleh Allah untuk bisa mengubah ketetapan-Nya tersebut. Asalkan dengan cara dan jalan yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama. Rumus umum perputaran rezeki adalah, 

Pengeluaran = Penerimaan

Maksudnya pengeluaran adalah menggunakan rezeki yang kita miliki untuk menolong, beribadah semata-mata karena Allah SWT. Contohnya bersedekah, berzakat, dll. Maka Allah akan memberi kalian rezeki yang lebih jika kalian melakukan pengeluaran tadi meskipun waktunya tidak dalam waktu yang dekat ataupun dalam bentuk kenikmatan Allah yang lainnya.

Jika kalian tidak mengeluarkan apa yang semestinya dikeluarkan maka Allah akan mengambilnya dengan paksa untuk menggantikannya. Contohnya, sakit. Biaya yang digunakan untuk berobat ke rumah sakit itu ganti dari pengeluaran yang tidak dikeluarkan.

No comments:

Post a Comment